KisahNabi Musa: Siapakah Mertua Nabi Musa alaihissalam? - Poster Dakwah Yufid TV Kita sering mendengar kisah Nabi Musa as di pengajian, membaca cerita tentang Nabi Musa dari buku kisah nabi dan rasul atau membaca kisah cerita Nabi Musa melalui artikel di web. Kebanyakan menjelaskan sejarah Nabi Musa atau kisah
Benarkah mertuanya nabi Musa adalah nabi Syuaib? Trimโ€™s, karna ada yg meragukan Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa baโ€™du, Ada beberapa keterangan dalam al-Quran terkait nama kota Madyan dan perjalanan Musa alaihis salam. Pertama, Allah menyebutkan bahwa daerah yang didatangi Nabi Musa ketika beliau melarikan diri dari kejaran pasukan Firโ€™aun bernama Madyan. Allah berfirman, ูˆูŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุชูŽูˆูŽุฌู‘ูŽู‡ูŽ ุชูู„ู’ู‚ูŽุงุกูŽ ู…ูŽุฏู’ูŠูŽู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุณูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ููŠ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠูŽู†ููŠ ุณูŽูˆูŽุงุกูŽ ุงู„ุณู‘ูŽุจููŠู„ู . ูˆูŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ูˆูŽุฑูŽุฏูŽ ู…ูŽุงุกูŽ ู…ูŽุฏู’ูŠูŽู†ูŽ ูˆูŽุฌูŽุฏูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูู…ู‘ูŽุฉู‹ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูŽุณู’ู‚ููˆู†ูŽ ูˆูŽูˆูŽุฌูŽุฏูŽ ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ูู‡ูู…ู ุงู…ู’ุฑูŽุฃุชูŽูŠู’ู†ู ุชูŽุฐููˆุฏูŽุงู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ุฎูŽุทู’ุจููƒูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽุชูŽุง ู„ูŽุง ู†ูŽุณู’ู‚ููŠ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุตู’ุฏูุฑูŽ ุงู„ุฑู‘ูุนูŽุงุกู ูˆูŽุฃูŽุจููˆู†ูŽุง ุดูŽูŠู’ุฎูŒ ูƒูŽุจููŠุฑูŒ โ€œTatkala dia Musa menuju negeri Mad-yan ia berdoa lagi โ€œMudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.โ€ Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata โ€œApakah maksudmu dengan berbuat at begitu?โ€ Kedua wanita itu menjawab โ€œKami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. QS. al-Qashas 22 โ€“ 23. Kedua, Tidak ada keterangan bahwa orang tua yang menikahkan Musa dengan putrinya bernama Syuaib. Dalam al-Quran, Allah menyebutnya dengan Syaikhun Kabir orang yang sudah tua. Allah berfirman, ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ุฎูŽุทู’ุจููƒูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽุชูŽุง ู„ูŽุง ู†ูŽุณู’ู‚ููŠ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุตู’ุฏูุฑูŽ ุงู„ุฑู‘ูุนูŽุงุกู ูˆูŽุฃูŽุจููˆู†ูŽุง ุดูŽูŠู’ุฎูŒ ูƒูŽุจููŠุฑูŒ Musa berkata โ€œApakah maksudmu dengan berbuat at begitu?โ€ Kedua wanita itu menjawab โ€œKami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. QS. al-Qashas 23. Ketiga, Allah juga menyebutkan bahwa nama kota yang didakwahi Nabi Syuaib adalah kota Madyan. Allah berfirman, ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุฏู’ูŠูŽู†ูŽ ุฃูŽุฎูŽุงู‡ูู…ู’ ุดูุนูŽูŠู’ุจู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุงุนู’ุจูุฏููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฅูู„ูŽู‡ู ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู โ€œDan Kami telah mengutus kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syuโ€™aib. Ia berkata โ€œHai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nyaโ€ฆโ€ QS. al-Aโ€™raf 85 Keempat, bahwa rentang masa antara kaum Nabi Luth yang dibinasakan dengan kaum Nabi Syuaib radhiyallahu anhuma tidaklah jauh. Karena itu, ketika Syuaib mengingatkan kaumnya, beliau ingatkan akan adzab yang menimpa kaum Luth. Allah berfirman, ู‚ูŽุงู„ููˆุง ูŠูŽุง ุดูุนูŽูŠู’ุจู ุฃูŽุตูŽู„ูŽุงุชููƒูŽ ุชูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ู†ูŽุชู’ุฑููƒูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽุนู’ุจูุฏู ุขูŽุจูŽุงุคูู†ูŽุงโ€ฆ. ูˆูŽูŠูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู…ู ู„ูŽุง ูŠูŽุฌู’ุฑูู…ูŽู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุดูู‚ูŽุงู‚ููŠ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุตููŠุจูŽูƒูู…ู’ ู…ูุซู’ู„ู ู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŽ ู†ููˆุญู ุฃูŽูˆู’ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŽ ู‡ููˆุฏู ุฃูŽูˆู’ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŽ ุตูŽุงู„ูุญู ูˆูŽู…ูŽุง ู‚ูŽูˆู’ู…ู ู„ููˆุทู ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุจูุจูŽุนููŠุฏู โ€œMereka berkata โ€œHai Syuโ€™aib, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kamiโ€ฆ Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak pula jauh waktunya dari kamu. QS. Hud 87 โ€“ 89. Dan kita tahu, kaum Luth hidup semasa dengan Nabi Ibrahim. Dibuktikan dengan peristiwa ketika Malaikat yang diutus menghancurkan kaum Luth, sebelum mendatangi Luth, mereka mendatangi Ibrahim alaihis salam. Berarti masa Nabi Syuaib berdekatan dengan masa Nabi Luth. Sementara Musa adalah keturunan Bani Israil, jauh dari zaman Ibrahim. Ibnu Katsir menyebutkan lebiih dari 400 tahun. Musa jauh setelah Yusuf. Sementara Yusuf keturunan Yaโ€™kob bin Ishaq bin Ibrahim. Kita tidak tahu, berapa generasi antara Ibrahim dengan Musa. Sehingga secara perhitungan waktu, aneh jika Musa bertemu dengan Syuaib yang zamannya berdekatan dengan Luth. Keterangan dari Hadis Disamping informasi dalam al-Quran, Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga menyebutkan keterangan tambahan dalam hadis bahwa Nabi Syuaib adalah nabi dari arab, yang berbahasa arab. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan beberapa hal terkait para nabi, diantara yang beliau sampaikan kepada Abu Dzar adalah ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุนูŽุฑูŽุจู ู‡ููˆุฏูŒ ูˆูŽุตูŽุงู„ูุญ ูˆูŽุดูุนูŽูŠุจ ูˆูŽู†ูŽุจููŠู‘ููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุง ุฐูŽุฑู‘ Ada 4 nabi dari arab, yaitu Hud, Shaleh, Syuaib, dan nabimu ini, wahai Abu Dzar. HR. Ibnu Hibban dan dihasankan al-Hafidz Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/120. Sementara diskusi antara Musa dengan mertuanya dilakukan tanpa penerjemah. Seperti yang Allah sebutkan di surat al-Qashas, ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูุฑููŠุฏู ุฃูŽู†ู’ ุฃูู†ู’ูƒูุญูŽูƒูŽ ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ุงุจู’ู†ูŽุชูŽูŠู‘ูŽ ู‡ูŽุงุชูŽูŠู’ู†ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃู’ุฌูุฑูŽู†ููŠ ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠูŽ ุญูุฌูŽุฌู ููŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุชู’ู…ูŽู…ู’ุชูŽ ุนูŽุดู’ุฑู‹ุง ููŽู…ูู†ู’ ุนูู†ู’ุฏููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุดูู‚ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุณูŽุชูŽุฌูุฏูู†ููŠ ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู†ูŽ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุจูŽูŠู’ู†ููŠ ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูŽ ุฃูŽูŠู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุฌูŽู„ูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุถูŽูŠู’ุชู ููŽู„ูŽุง ุนูุฏู’ูˆูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ู†ูŽู‚ููˆู„ู ูˆูŽูƒููŠู„ูŒ Berkatalah dia Orang tua madyan โ€œSesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baikโ€. Dia Musa berkata โ€œItulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkanโ€. QS. al-Qashas 27 โ€“ 28 Ayat di atas menceritakan percakapan antara Musa dengan mertuanya soal mahar pernikahan, dan mereka lakukan tanpa penerjemah. Jika mertu Musa adalah Syuaib, tentu berbeda dengan bahasa Musa. Karena Musa berasal dari Bani Israil yang bahasanya bukan bahasa arab. Dari keterangan di atas, ada beberapa hal mendekati yang bisa kita simpulkan, [1] Ada kesamaan nama daerah antara tempat dakwah Nabi Syuaib dengan mertuanya Musa, yaitu Madyan [2] Mertua Nabi Musa adalah orang tua di Madyan, dan beliau bukan Nabi Syuaib. Dan pendapat ini yang dinilai kuat oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Dengan pertimbangan surat Hud ayat 89. Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229. Demikian, Allahu aโ€™lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 YAYASAN YUFID NETWORK ๐Ÿ” Dilarang Tidur Di Masjid, Puasa Tarwiah, Bertaubat Kepada Allah, Mokah Artinya, Bacaan Sesudah Sholat Wajib, Yufid Org KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28
Kisahperjumpaan Nabi Musa dengan Putri Nabi Syuaib terbilang unik. Awalnya, Nabi musa adalah seorang pelarian dari negeri Mesir karena ia dikejar-kejar oleh tentara firaun. Dalam pelarian tersebut musa sempat berdoa sebanyak tiga kali, doa pertama yang ia ucapkan "Ya Rabbku! Selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu yaitu, kaum Firaun". JAKARTA- Berikut ini merupakan kisah yang diriwayatkan dari Ka'ab al-Ahbar. Suatu kali, dia menjumpai seorang pendeta Yahudi keluar rumah dalam keadaan menangis. โ€œMengapa engkau menangis?โ€ tanya Ka'ab kepadanya. Awalnya, pendeta itu enggan mengungkapkan alasannya berurai air mata. Namun, setelah Ka'ab berupaya meyakinkan lelaki itu, sang ahli agama Yahudi tersebut menjelaskan keadaan dirinya. Pendeta itu ternyata ingat suatu kisah yang dialami Nabi Musa AS tatkala sedang membaca Taurat. Pemimpin Bani Israil itu kemudian menyampaikan permintaannya kepada Allah SWT, โ€œYa Tuhanku, aku mendapatkan dalam alwaah, terdapat suatu umat yang bisa memberikan syafaat dan syafaat mereka akan diterima. Ku mohon jadikanlah mereka itu umatku.โ€ โ€œMereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam,โ€ jawab Allah SWT. โ€œWahai Tuhanku, aku juga mendapatkan dalam alwaah, terdapat umat yang mereka dapat menebus dosa dengan cukup melaksanakan sholat lima waktu. Kumohon, jadikanlah mereka itu umatku,โ€ Nabi Musa AS bermohon. โ€œMereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam,โ€ jawab Allah Ta'ala. โ€œWahai Tuhanku, aku juga mendapatkan dalam alwaah, ada umat yang akan membasmi kesesatan, sampai-sampai mereka akan membunuh Dajjal, si yang bermata satu. Jadikanlah mereka umatku,โ€ pinta Nabi Musa AS. โ€œMereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam,โ€ jawab Allah kemudian. Demikianlah. Nabi Musa AS terus-menerus memohon dan memin ta. Berturut-turut disebutkannya tentang sifat suatu umat yang gemar bersuci dengan air dan tanah; umat yang boleh menerima harta rampasan perang. Padahal, dalam syariat Nabi Musa, harta ghanimah mesti dikumpulkan untuk kemudian turun api dari langit untuk membakarnya. Begitu pula, Nabi Musa terkesan lantaran Taurat mengabarkan adanya umat yang mengalami pelipatgandaan pahala. Taurat menjelaskan secara terperinci. Bila menjadi bagian dari umat itu, seseorang yang baru berniat mengerjakan kebaikan belum sampai melaksanakannya maka niatnya itu akan dicatat malaikat sebagai satu pahala kebaikan. Bila niat baik itu dilaksanakan, maka pahala bagi orang itu menjadi 10 hingga 700 kali lipat atau bahkan lebih. Kalau orang tadi berniat kejahatan, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika niat jahat itu dilakukan, maka malaikat mencatat untuknya hanya satu kejahatan. Maka, Nabi Musa AS kembali memohon kepada Rabbnya. โ€œJadikanlah mereka yang demikian itu umatku,โ€ kata beliau. Akan tetapi, jawaban yang datang kepadanya tetap sama yaitu yang memperoleh keistimewaan itu adalah umat Nabi Muhammad SAW. Nabi Musa AS kembali mendapati informasi dari Taurat. Betapa istimewanya umat Rasulullah SAW. Misalnya, sebanyak 70 ribu orang di antara mereka akan masuk surga tanpa melalui hisab. Baca juga Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat Kemudian, mereka seluruhnya disebut Allah SWT sebagai sebaik-baik umat karena menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran amr ma'ruf nahi munkar. Padahal, umat Nabi Muhammad SAW muncul paling akhir, yakni menjelang Hari Kiamat. Bagaimanapun, mereka kelak di akhirat justru masuk surga paling awal dibandingkan umat-umat lain yang beriman kepada Allah SWT. Mereka juga dimampukan untuk menghafal Kitab-Nya di dalam dada serta gemar membacanya. Nabi Musa AS kemudian berkata, โ€œYa Allah, ingin sekali aku menjadi umatnya Muhammad SAW.โ€ Maka Allah berfirman kepadanya, โ€œWahai Musa, Aku telah memilih engkau dan segenap manusia untuk menerima risalah-Ku dan firman- Ku. Maka, terimalah apa yang telah Aku beri kepadamu. Jadikanlah dirimu termasuk orang-orang yang bersyukur.โ€ sumber Harian Republika KisahNabi Musa Dari Lahir Hingga wafat Lengkap Diantara nabi-nabi Allah yang wajib di imani adalah nabi Musa As. Rohil binti Laabaan seorang wanita mulia suaminya ad. Lahir dari seorang ibu yang bernama Yukhabad. Adapun ayah Nabi Musa ialah Imran. Beliau bersabda Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Khadijah Fatimah Maryam putri Imran dan Asiyah istri Firaun. Preview this quiz on Quizizz. Adakah Nabi Syuib Bapa Mertua Kepada Nabi Musa ? Adalah satu kenyataan umum bahawa Nabi Musa adalah menantu Nabi Syuib Al Quran menceritakan selepas Nabi Musa cuba meleraikan satu pergaduhan, secara tidak senaja beliau telah membunuh seorang bangsa Mesir. Kerana ketakutan dihukum oleh Firaun beliau telah melarikan diri ke Madyan.[1] 21. Musa pun keluarlah dari negeri itu dalam keadaan cemas sambil memerhatikan berita mengenai dirinya serta berdoa dengan berkata โ€œWahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum yang zalim โ€œ. 22. dan setelah ia meninggalkan Mesir dalam perjalanan menuju ke negeri Madyan, berdoalah ia dengan berkata โ€œMudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan yang benar kepadaku,โ€. 23. dan ketika dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum binatang ternak masing-masing, dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan kambing-kambingnya. Dia bertanya โ€œApa hal kamu berdua?โ€ mereka menjawab โ€œKami tidak memberi minum kambing-kambing kami sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa kami seorang yang terlalu tua umurnya โ€œ. Al Qashash 21-23 25. kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkataโ€ sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kamiโ€. maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku mengenai dirinya berkatalah orang tua itu kepadanya โ€œJanganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu โ€œ. 26. salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata โ€œWahai ayah, ambilah dia memjadi orang upahan mengembala kambing kita, Sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanahโ€. 27. bapa perempuan itu berkata kepada Musa โ€œAku hendak mengahwinkanmu dengan salah seorang dari dua anak perempuanku ini, dengan syarat bahawa engkau bekerja denganku selama delapan tahun; Dalam pada itu, jika engkau genapkan menjadi sepuluh tahun, maka yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. dan ingatlah Aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; engkau akan dapati aku insya Allah, dari orang-orang yang baik layanannyaโ€. 28. Musa menjawab โ€œPerjanjian itu adalah antaraku denganmu tetap dihormati bersama; Yang mana sahaja dari dua tempoh itu yang aku tunaikan, maka janganlah hendaknya aku disalahkan dan Allah jualah menjadi pengawas terhadap apa yang kita katakan ituโ€. Al Qashash 23-28 Ayah kepada kedua wanita tersebut tidak disebut identitinya oleh Allah. Bagaimanapun beliau telah disebut sebagai Nabi Syuib Untuk membuka minda kita perhatikan nasab keduanya. Ibn Katsir dalam Kisah Para Nabi menulis nasab keduanya seperti berikut; Syuib bin Mikayel bin Yasyjon , pendapat ini mengikut ibnu Ishak. Ada pula mengatakan Syuib bin Yasykhar bin Lawwi bin Yakob. Adapula yang mengatakan Syuib bin Nuwaib bin Aifa bin Madyan bin Ibrahim. Ada pula yang mengatakan ibu atau datuk Nabi Syuib adalah anak perempuan nabi Lut. [2] Musa bin Iram bin Qahats bin Aazar bin Lawwi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim [3]. Ibn Katsir menyebut dari sumber Ahli Kitab , nabi Musa meninggal dunia pada umur 120 tahun. Dari nasab di atas zaman Syuib adalah lebih dekat kepada Nabi Ibrahim berbanding nabi Musa Syuib adalah keturunan ke 4 atau ke 5 selepas nabi Ibrahim al Khalil . Nabi Musa pula adakah keturunan ke 7 selepas nabi Ibrahim al Khalil. Sayangnya kita tidak mengetahu umur nabi Syuib yang terpat. Saya berkeyakinan atas sebab ini Maulana Abdullah Yusof Ali di dalam Al Quran Karim , Terjemahan Dan Huraian Maksud, tidak bersetuju bapa kedua wanita persebut adalah nabi Syuib Beliau berpendapat Pendapat yang menyamakan baginda Syuib dengan Jethro[4] , ayah mertua nabi Musa , nampaknya tidak mempunyai bukti, dan saya tidak menerimanya โ€ฆโ€ฆ.. jika Syuib adalah keturunan ke empat selepas Ibrahim bermakna Syuib berada pada zaman satu abad selepas nabi Ibrahim โ€ฆโ€ฆ Bible pula memberitahu Mus berada pada abad ke 4 atau ke 6 selepas Nabi Ibrahim.[5] Kisah nabi Nuh, Hud, Lut, dan Syuib nampaknya tersusun dengan tertib dari susunan masanya โ€ฆโ€ฆ kalaulah nabi Syuib berada pada keturunan ke 4 selepas Ibrahim maka mustahil pula baginda menjadi se zaman nabi Musa yang datang beberapa abad yang banyak kemudiannya. Kesulitan ini diakui oleh Ibn Katsir dan lain-lain ahli tafsir klasik.[6] Lantaran pendapat Maulana Abdullah Yusof Ali tersebut saya mengutip tulisan Ibn Katsir pada mebicarakan tentang Nabi Musa dan bapa mertuanya[7] Para ahli tafsir berbeza pendapat mengenai siapakah sebenarnya orang tua bapa kepada 2 wanita yang dimaksudkan itu? Sebahagian ahli tafsir berpcndapat bahawa beliau adalan Nabi Syuib .. Pendapat ini yang paling masyhur dan dapat ditcrima. Hasan alโ€“Basri dan Malik bin Anas termasuk di dalamnya. Sebahagian ulama yang lain menjelaskan bahawa Syuib terus hidup lebih lama lagi setelah kehancuran kaumnya. Semasa hidupnya beliau bertcmu dengan masa kehidupan Musa dan beliau menikahkan puterinya dengan Musa Ibnu Abu Hatim dan periwayat lain menyatakan keterangan yang diterima dari Hasan al-Basri bahawa teman orangtua / bapa kepada 2 wanita tersebut itu adalah Syuib. Beliau inilah yang memiliki sumber ayer itu tetapi beliau bukan seorang nabi yang diutus kepada penduduk Madyan. Adapun yang lain pula menyatakan bahawa beliau adalah anak lelaki daripada saudaranya Nabi Syuib Adapun yang lain berkata bahawa beliau adalah seorang mukmin dari kaum Syuib. Ada lagi yang berkata bahawa beliau bernama Yathran. Seorang kahin di Madyan, iaitu orang yang paling pintar di negeri itu. Demikian menurut keterangan Ahli Kitab dalam catatan kitab mercka. lbnu Abbas dan Abu Ubaidah bin Abdullah mengatakan bahawa nama orang tua itu ,ialah Yathran. Abu Ubaidah menambah bahawa dia adalah anak saudara nabi Syuib . Ibnu Abbas menambah bahawa dia adalah penduduk jati Madyan. Demikian pendapat ulama mengenai siapa sebenarnya bapa mertua nabi Musa Sesungguhnya Allah yang maha mengetahuinya. [1] Terletak di selatan Syam. Dekat Telok Aqabah dan ke Timur Semenanjung Sinai. Madyan adalah tanah orang Arab. Negeri kaum Luth dekat dengan negeri Madyan. Madyan adalah nama bagi anak nabi Ibrahim al Khalil. [2] Kisah Para Nabi โ€“ Darul Fajr 285 [3] Kisah Para nabi โ€“ Darul Fajr 397 [4] Nabi Syuaib juga disebut Jethro berdasarkan versi Injil Kristian. [5] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud โ€“ Dewan Bahasa Dan Pustaka 689. Tafsir surah al Aโ€™raf 85 [6] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud โ€“ Dewan Bahasa Dan Pustaka 696. Tafsir surah al Aโ€™raf 93 [7] Kisah Para Nabi โ€“ Darul Fajr 414-415 Adakah Nabi Syuib Bapa Mertua Kepada Nabi Musa ? Adalah satu kenyataan umum bahawa Nabi Musa adalah menantu Nabi Syuib Al Quran menceritakan selepas Nabi Musa cuba meleraikan satu pergaduhan, secara tidak senaja beliau telah membunuh seorang bangsa Mesir. Kerana ketakutan dihukum oleh Firaun beliau telah melarikan diri ke Madyan.[i] 21. Musa pun keluarlah dari negeri itu Dalam keadaan cemas sambil memerhatikan berita mengenai dirinya serta berdoa Dengan berkata โ€œWahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum Yang zalim โ€œ. 22. dan setelah ia meninggalkan Mesir Dalam perjalanan menuju ke negeri Madyan, berdoalah ia Dengan berkata โ€œMudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan Yang benar kepadaku,โ€. 23. dan ketika Dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum binatang ternak masing-masing, dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan Yang sedang menahan kambing-kambingnya. Dia bertanya โ€œApa hal kamu berdua?โ€ mereka menjawab โ€œKami tidak memberi minum kambing-kambing kami sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa Kami seorang Yang terlalu tua umurnya โ€œ. Al Qashash 21-23 25. kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya Dengan berjalan Dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkataโ€ sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kamiโ€. maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian Yang berlaku mengenai dirinya berkatalah orang tua itu kepadanya โ€œJanganlah Engkau bimbang, Engkau telah Selamat dari kaum Yang zalim itu โ€œ. 26. salah seorang di antara perempuan Yang berdua itu berkata โ€œWahai ayah, ambilah Dia memjadi orang upahan mengembala kambing kita, Sesungguhnya sebaik-baik orang Yang ayah ambil bekerja ialah orang Yang Kuat, lagi amanahโ€. 27. bapa perempuan itu berkata kepada Musa โ€œAku hendak mengahwinkanmu Dengan salah seorang dari dua anak perempuanku ini, Dengan syarat Bahawa Engkau bekerja denganku selama delapan tahun; Dalam pada itu, jika Engkau genapkan menjadi sepuluh tahun, maka Yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. dan ingatlah Aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; Engkau akan dapati Aku insya Allah, dari orang-orang Yang baik layanannyaโ€. 28. Musa menjawab โ€œPerjanjian itu adalah antaraku denganmu tetap dihormati bersama; Yang mana sahaja dari dua tempoh itu Yang Aku tunaikan, maka janganlah hendaknya Aku disalahkan. dan Allah jualah menjadi Pengawas terhadap apa Yang kita katakan ituโ€. Al Qashash 23-28 Ayah kepada kedua wanita tersebut tidak disebut identitinya oleh Allah. Bagaimanapun beliau telah disebut sebagai Nabi Syuib Untuk membuka minda kita perhatikan nasab keduanya. Ibn Katsir dalam Kisah Para Nabi menulis nasab keduanya seperti berikut; Syuib bin Mikayel bin Yasyjon , pendapat ini mengikut ibnu Ishak. Ada pula mengatakan Syuib bin Yasykhar bin Lawwi bin Yakob. Adapula yang mengatakan Syuib bin Nuwaib bin Aifa bin Madyan bin Ibrahim. Ada pula yang mengatakan ibu atau datuk Nabi Syuib adalah anak perempuan nabi Lut. [ii] Musa bin Iram bin Qahats bin Aazar bin Lawwi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim [iii]. Ibn Katsir menyebut dari sumber Ahli Kitab , nabi Musa meninggal dunia pada umur 120 tahun. Dari nasab di atas zaman Syuib adalah lebih dekat kepada Nabi Ibrahim berbanding nabi Musa Syuib adalah keturunan ke 4 atau ke 5 selepas nabi Ibrahim al Khalil . Nabi Musa pula adakah keturunan ke 7 selepas nabi Ibrahim al Khalil. Sayangnya kita tidak mengetahu umur nabi Syuib Saya berkeyakinan atas sebab ini Maulana Abdullah Yusof Ali di dalam Al Quran Karim , Terjemahan Dan Huraian Maksud, tidak bersetuju bapa kedua wanita persebut adalah nabi Syuib Beliau berpendapat Pendapat yang menyamakan baginda Syuib dengan Jethro[iv] , ayah mertua nabi Musa , nampaknya tidak mempunyai bukti, dan saya tidak menerimanya โ€ฆโ€ฆ.. jika Syuib adalah keturunan ke empat selepas Ibrahim bermakna Syuib berada pada zaman satu abad selepas nabi Ibrahim โ€ฆโ€ฆ Bible pula memberitahu Mus berada pada abad ke 4 atau ke 6 selepas Nabi Ibrahim.[v] Kisah nabi Nuh, Hud, Lut, dan Syuib nampaknya tersusun dengan tertib dari susunan masanya โ€ฆโ€ฆ kalaulah nabi Syuib berada pada keturunan ke 4 selepas Ibrahim maka mustahil pula baginda menjadi se zaman nabi Musa yang datang beberapa abad yang banyak kemudiannya. Kesulitan ini diakui oleh Ibn Katsir dan lain-lain ahli tafsir klasik.[vi] Lantaran pendapat Maulana Abdullah Yusof Ali tersebut saya mengutip tulisan Ibn Katsir pada mebicarakan tentang Nabi Musa dan bapa mertuanya Para ahli tafsir berbeza pendapat mengenai siapakah sebenarnya orang tua bapa kepada 2 wanita yang dimaksudkan itu? Sebahagian ahli tafsir berpcndapat bahawa beliau adalan Nabi Syuib .. Pendapat ini yang paling masyhur dan dapat ditcrima. Hasan alโ€“Basri dan Malik bin Anas termasuk di dalamnya. Sebahagian ulama yang lain menjelaskan bahawa Syuib terus hidup lebih lama lagi setelah kehancuran kaumnya. Semasa hidupnya beliau bertcmu dengan masa kehidupan Musa dan beliau menikahkan puterinya dengan Musa Ibnu Abu Hatim dan periwayat lain menyatakan keterangan yang diterima dari Hasan al-Basri bahawa teman orangtua / bapa kepada 2 wanita tersebut itu adalah Syuib. Beliau inilah yang memiliki sumber ayer itu tetapi beliau bukan seorang nabi yang diutus kepada penduduk Madyan. Adapun yang lain pula menyatakan bahawa beliau adalah anak lelaki daripada saudaranya Nabi Syuib Adapun yang lain berkata bahawa beliau adalah seorang mukmin dari kaum Syuib. Ada lagi yang berkata bahawa beliau bernama Yathran. Seorang kahin di Madyan, iaitu orang yang paling pintar di negeri itu. Demikian menurut keterangan Ahli Kitab dalam catatan kitab mercka. lbnu Abbas dan Abu Ubaidah bin Abdullah mengatakan bahawa nama orang tua itu ,ialah Yathran. Abu Ubaidah menambah bahawa dia adalah anak saudara nabi Syuib . Ibnu Abbas menambah bahawa dia adalah penduduk jati Madyan. Demikian pendapat ulama mengenai siapa sebenarnya bapa mertua nabi Musa Sesungguhnya Allah yang maha mengetahuinya. [i] Terletak di selatan Syam. Dekat Telok Aqabah dan ke Timur Semenanjung Sinai. Madyan adalah tanah orang Arab. Negeri kaum Luth dekat dengan negeri Madyan. Madyan adalah nama bagi anak nabi Ibrahim al Khalil. [ii] Kisah Para Nabi โ€“ Darul Fajr 285 [iii] Kisah Para nabi โ€“ Darul Fajr 397 [iv] Nabi Syuaib juga disebut Jethro berdasarkan versi Injil Kristian. [v] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud โ€“ Dewan Bahasa Dan Pustaka 689. Tafsir surah al Aโ€™raf 85 [vi] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud โ€“ Dewan Bahasa Dan Pustaka 696. Tafsir surah al Aโ€™raf 93 ๏ปฟPendapatyang benar adalah pendapat yang kedua, bahwa dia bukan Nabi Syuaib. Ini yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya dan beliau menyatakan bahwa zaman Nabi Syuaib lebih dahulu daripada zaman Nabi Musa, dan bahwa zaman Nabi Syuaib dekat dengan zaman Luth - alaihissalam -, sementara Luth - alaihissalam - adalah orang yang beriman kepada Ibrahim -alaihissalam- dan itu berarti Luth hidup pada zamannya Ibrahim.
Ilustrasi Nabi Musa AS saat membelah lautan. Foto iStockNabi Musa AS merupakan salah satu utusan Allah SWT yang hidup di Mesir. Ayah Nabi Musa bernama Imran bin Qaits, dan ibunya bernama Yukabad. Nabi Musa hidup pada zaman kekejaman dan kezaliman penguasa Mesir, Raja Musa mendapat mukjizat dari Allah SWT yaitu kemampuan mengubah tongkat menjadi ular hingga membelah lautan. Nabi Musa termasuk Nabi dan Rasul Ulul Azmi, sebab memiliki kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi zaman itu, setiap kelahiran bayi laki-laki harus dibunuh. Itu merupakan peraturan kejam yang ditetapkan Firaun. Firaun takut anak laki-laki akan tumbuh menjadi pemuda yang akan melawan dan menggoncang karenanya, setiap putra Bani Israil tidak diizinkan melihat dunia meskipun sekejap mata. Nasib nahas itu pun menimpa Nabi dengan kisah Nabi Musa? Berikut Kelahiran Nabi MusaIlustrasi Ibunda Nabi Musa yang menghanyutkan anaknya ke Sungai Nil. Foto iStockAlih-alih bahagia melahirkan seorang anak, ibunda Nabi Musa dirundung kecemasan yang teramat sangat, karena yang dilahirkannya merupakan bayi tiga bulan lamanya, Yukabad dan Imran bin Qaits menyembunyikan putra mereka. Setiap hari mereka dirundung kekhawatiran, takut kalau-kalau soal kelahiran Nabi Musa suatu hari kemudian, ibunda Nabi Musa berpikir untuk menyelamatkan anaknya. Sebab, lama kelamaan keberadaan Nabi Musa pasti akan diketahui oleh petugas kerajaan. Dilanda kebingungan yang teramat sangat, Yukabad pun kemudian mendapat ilham dari Allah SWT untuk menghanyutkan Nabi Musa ke Sungai Nil.โ€œSusuilah dia. Dan, apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan, janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para rasul,โ€ begitu perintah Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam Alquran Surat Al-Qashash Ayat pun kemudian membuat sebuah peti tertutup dan memasukkan Nabi Musa ke dalamnya. Sambil menangis, ia menghanyutkan keranjang berisi peti tersebut di aliran Sungai begitu diliputi kesedihan dan kekhawatiran. Namun, sang ibunda memasrahkan Nabi Musa kepada Allah SWT. Cukup Allah SWT yang akan menyelamatkan buah upaya, sang ibunda meminta putrinya Miryam untuk mengikuti kemana peti yang ia hanyutkan itu terbawa aliran sungai. โ€œIkutilah dia,โ€ kata Yukabad kepada Miryam dengan kesenduan di perempuan Nabi Musa tersebut pun diam-diam mengikuti aliran sungai. Atas kehendak Allah SWT, peti Nabi Musa menuju sungai di dekat istana. Saat itu, istri Firaun, Asiyah, tengah berada di kebun istana dekat sungai bersama para pelayannya. Ketika melihat peti yang hanyut, ia pun meminta pelayannya untuk mengambil peti tersebut. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat bayi yang menggemaskan berada di dalam melihat Nabi Musa, Asiyah langsung jatuh hati. Allah SWT memang menurunkan rasa sayang pada setiap orang yang melihat si kecil Musa. Namun, Firaun telah melarang setiap bayi laki-laki hidup. Oleh karenanya, Asiyah pun membujuk suaminya untuk mengadopsi Nabi Musa sebagai anak setelah berhasil membujuk suaminya, Nabi Musa diangkat menjadi putra angkat kedua dari Firaun dan istrinya. Dengan demikian, selamatlah Nabi Musa. Miryam yang melihat adiknya dapat selamat pun merasa lega. Kendati begitu, Yukabad terus dirundung kesedihan dan kesepian karena kehilangan bayi mungilnya. Namun, Allah Mahapengasih dan Penyayang. Nabi Musa kembali ke dekapan ibunda untuk melihat adiknya dirawat istri Firaun, Miryam segera menawarkan bantuan untuk mencarikan wanita yang bisa menyusui bayi tersebut. Tentunya, Asiyah membutuhkan wanita yang dapat menyusui anak angkatnya tersebut. โ€œMaukah kamu aku tunjukkan ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?โ€ tawar bait yang ditawarkan Miryam tersebut tidak lain merupakan ibunya Musa, Yukabad. Asiyah pun menerima tawaran tersebut dan membuat Yukabad dapat kembali memeluk putranya Hidup Nabi MusaIlustrasi Nabi Musa membelah lautan. Foto iStockNabi Musa tumbuh menjadi pria yang sangat baik. Selama bertahun-tahun, ia beserta pengikutnya bersabar dalam menghadapi kekejaman Firaun. Pada puncaknya, Firaun mengakui dirinya sebagai Tuhan. Atas seizin Allah SWT, Nabi Musa dan pengikutnya pergi dari Mesir untuk menuju Syam. Mendengar kabar kepergian Musa, Firaun murka dan bersama bala tentaranya mengejar Nabi Firaun dan tentaranya hampir menyusul rombongan Nabi Musa, perjalanan mereka terhambat lautan yang luas. Turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Musa yang berbunyi sebagai berikut,โ€œPukullah lautan itu dengan tongkatmu, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.โ€ Alquran Surat Asy-Syuโ€™ara Ayat 63Lautan pun dengan sekejap terbelah. Nabi Musa dan rombongannya bergegas melintasi lautan disusul oleh Firaun beserta bala tentaranya. Nabi Musa dan pengikutnya berhasil melewati lautan. Lautan kemudian kembali seperti semula, Firaun dan bala tentaranya binasa karena tenggelam di dalam lautan tersebut.
Musamenyetujuinya, lalu kisah cinta Nabi Musa alaihissalam dan sang istri berlanjut dengan diliputi kebahagiaan. Sesudah terpenuhi janjinya tinggal bersama mertua, Nabi Musa mengajak istri dan anak-anaknya pulang ke kampung halaman di mana ia kemudian mendapatkan wahyu pertamanya.
Identifikasi ayah mertua Musa yang bernama Yitro muncul pertama kalinya dalam Keluaran 31, โ€œAdapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro yiTrรด, mertuanya, imam di Midianโ€ฆ.โ€. Musa kawin dengan salah satu putri Yitro, yaitu Zipora. Namun dalam pasal sebelumnya, yaitu di pasal 2, imam di Midian sekaligus ayah Zipora bernama Rehuel ay. 18. Di Kel 221 LAI menyertakan nama Rehuel, sedangkan di dalam versi Masoret Teks-nya, nama Rehuel tidak ada, hanya memakai bentuk orang ketiga tunggal maskulin he. Walaupun demikian, identifikasi Yitro sebagai mertua Musa sangat banyak dicatat, misalnya di Keluaran 418; 181,2,5,6,12. Tidak berhenti sampai sana, Bilangan 1029 juga mencatat, โ€œLalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian, mertua Musaโ€ฆโ€ Dapat disimpulkan bahwa Hobab adalah anak laki-laki dari Rehuel, mertua Musa, yang juga berarti Hobab adalah saudara ipar Musa atau saudara laki-laki dari Zipora. Namun yang agak mengherankan adalah Hobab, anak Rehuel itu disebut sebagai orang Keni di Hakim-hakim 116 dan 411, padahal Hobab seharusnya adalah orang Midian seperti ayahnya, Rehuel. Dan yang lebih membingungkan adalah dalam Hakim 411 versi Masoret Teks, Hobab disebut dengan mertua Musaโ€™ walaupun LAI langsung menuliskan dan menginterpretasikan bahwa Hobab adalah ipar Musa. Bagaimanakah mengharmonisasikan semua ini? Yitro atau Rehuel atau Hobab? Dari kisah yang dipaparkan dalam Keluaran dan Hakim-hakim, Yitro dan Hobab adalah 2 orang yang berbeda. Yitro adalah laki-laki tua dengan 7 anak perempuan ketika Musa masuk di Midian. Yitro jugalah yang memberikan nasehat yang bijak kepada Musa tentang masalah kepemimpinan yang dihadapi Musa. Sedangkan dalam Bilangan 10, Hobab digambarkan seperti laki-laki muda yang masih sanggup memimpin perjalanan di padang gurun. Dengan demikian, bagaimana memahami Hakim-hakim 411 yang menyatakan Hobab, โ€ฆ.mertua Musaโ€™? Istilah Hรถtรซn yang berasal dari akar kata HTn dapat berarti saudara/kerabat berdasarkan hubungan perkawinanโ€™. Kata HTn bisa dipahami sebagai ayah mertua, saudara ipar atau anak mantuโ€™ Kej. 1914 anak mantuโ€™; Hakim 194,7,9 mertuaโ€™. Dalam Hakim โ€“hakim 116 dan 411, HTn berarti saudara iparโ€™. Jadi Hobab adalah saudara ipar Musa dan dalam hal ini LAI sangat tepat menerjemahkan iparโ€™. Yitro dan Rehuel dipahami sebagai orang yang sama. Pernyataan bahwa Yitro adalah mertua Musa memang banyak muncul Keluaran 418; 181,2,5,6,12, namun pernyataan langsung bahwa Rehuel adalah mertua Musa tidak tercatat langsung namun implisit dinyatakan di Kel 216-18. Yitro adalah nama diri sedangkan Rehuel adalah nama kaum atau marga. Dalam konteks masyarakat yang nomaden saat itu, pemakaian nama seseorang berdasarkan nama ayah atau mengikuti garis patrilineal merupakan sesuatu yang umum di masyarakat Timur Dekat Kuno. Ketika dikatakan Hobab, anak Rehuel Bil. 1029, maka Hobab sedang ditampilkan sebagai keturunan dari kaum atau marga Rehuel. Hal ini wajar terjadi dan sebagai pembandingnya, berikut bebeberapa contoh pemakaian nama kaum atau marga Akhan kadang disebut Akhan bin Zerahโ€™, padahal Zerah bukan ayah Akhan; ayah Akhan adalah Karmi. Jadi Zerah adalah nama marga atau kaum dari Akhan. Yosua 724 Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor. Yosua 71 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Yosua 718 Ketika disuruhnya keluarga orang itu tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda. Ada juga kisah Laban. Dalam Masoret Teks Kej. 295 dikatakan Laban adalah Benโ€™ anak laki-laki dari Nahor namun LAI langsung menerjemahkan Laban adalah cucu Nahorโ€™. Padahal dalam Kej. 2415 jelas dinyatakan bahwa Laban adalah anak Betuel, cucu Nahor seharusnya Laban adalah Benโ€™ dari Betuel. Maka ketika dikatakan Laban, anak Nahorโ€™, yang muncul seharusnya adalah pemahaman bahwa Laban adalah keturunan dari kaum atau marga Nahor. Intinya adalah, pemakaian nama Yitro sebagai nama diri atau Rehuel sebagai nama kaum atau marga dalam dunia Alkitab kuno adalah hal yang lumrah terjadi saat itu. Orang Midian atau Orang Keni? Dalam penjelasan sebelumnya telah dipaparkan bahwa Hobab adalah anak Yitro atau Rehuel, seorang imam Midian. Namun Hakim-hakim 116 dan 411 menyebutkan bahwa Hobab adalah orang Keni. Hakim 116 Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota pohon korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu mereka menetap di antara penduduk di sana. Hakim 411 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab, ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh. Sehubungan dengan orang Keni, ada beberapa hal yang perlu dipahami. Pertama, Keni tidak merujuk 100% pada sebuah etnis; Keni lebih mengarah pada sebuah nama atau julukan. Berasal dari Kain, orang Keni identik dengan etnis yang mayoritas bermata pencaharian sebagai tukang tembaga atau tukang besi Kej 422. Bapa leluhur orang Keni adalah Kain baca Kejadian 417-22. Identifikasi orang Keni dan Kain sebagai leluhurnya nampak di Bilangan 2421-22 Ay. 21 Ketika ia melihat orang Keni, diucapkannyalah sanjaknya, katanya "Kokoh tempat kediamanmu, tertaruh di atas bukit batu sarangmu Ay. 22 namun orang Keni Masoret Teks tidak memakai orang Keniโ€™ melainkan Kainโ€™ akan hapus; berapa lama lagi maka Asyur akan menawan engkau?" Kedua, Midian bukan sebuah etnis tunggal, melainkan merupakan gabungan dari beberapa suku termasuk di dalamnya orang Keni ini sebagai bagian dari etnis tertua bangsa Midian. Sebagai contoh yang jelas adalah nama Henokh yang berasal dari keturunan Kain Keni dalam Kej. 417, namun nama Henokh juga bisa berasal dari keturunan Midian Kej. 254. Dengan demikian ketika dikatakan bahwa keluarga Yitro adalah orang Midian, hal itu memang benar. Dan ketika salah seorang anaknya, yaitu Hobab, disebut sebagai orang Keni, hal itu juga benar. Kaum kecil mereka adalah orang Keni entah apakah kelurga besar Yitro adalah tukang tembaga atau besi, tidak bisa dipastikan, namun etnis mayor Yitro adalah orang Midian. Ketika Yitro dan keluarga besarnya disebut sebagai orang Keni maupun orang Midian, kedua-duanya adalah benar. NK_P 2] Mertua Nabi Musa adalah orang tua di Madyan, dan beliau bukan Nabi Syuaib. Dan pendapat ini yang dinilai kuat oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Dengan pertimbangan surat Hud: ayat 89. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229). Demikian, Allahu a'lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits . sumber: . 407 112 319 221 491 43 104 445

mertua nabi musa alaihissalam adalah nabi